Kamis, 25 Januari 2024

Sejarah & Perkembangan Terapi Pijat 



Sejarah pijat itu sendiri sudah cukup panjang, bisa jadi nyaris sama dengan sejarah dimulainya peradaban manusia. Akan tetapi, yang tercatat dan tertulis dalam sejarah, mungkin baru ditemukan buktinya sejak beberapa ribu tahun yang lalu. 

Banyak orang berpikir bahwa terapi pijat adalah tren modern yang didorong oleh para praktisi penyembuhan alami. Hal ini sebagian benar. Manfaat medis dari terapi pijat memang sedang digembar-gemborkan akhir-akhir ini, tapi ini bukanlah hal baru. Terapi pijat adalah bagian dari sistem metode penyembuhan holistik tradisional yang baru bisa diketahui melalui penemuan arkeologi sejak sekitar 5.000 tahun yang lalu.

Sejarah terapi pijat dimulai pada tahun 3000 SM (atau lebih awal) di India, yang dianggap sebagai sistem penyembuhan alami yang sakral. Digunakan oleh umat Hindu dalam pengobatan “kesehatan hidup” Ayurveda, terapi pijat adalah praktik yang diturunkan dari generasi ke generasi untuk menyembuhkan luka, menghilangkan rasa sakit, dan mencegah serta menyembuhkan penyakit. Penganjur Ayurveda percaya bahwa penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan manusia dengan lingkungan. Pijat dipercaya dapat mengembalikan keseimbangan alami dan fisik tubuh sehingga bisa sembuh secara alami.

Seiring dengan berkembangnya budaya dan sejarah, metode penyembuhan pijat juga dijumpai di Tiongkok dan Asia Tenggara sekitar 2700 SM. Metode pijat Tiongkok dikembangkan sebagai kombinasi keterampilan dan praktik pengobatan tradisional Tiongkok, seni bela diri, dan pelatihan yoga spiritual umat Buddha dan Tao. Metodenya serupa dengan metode yang berasal dari India, berdasarkan keyakinan bahwa penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan atau defisiensi energi di berbagai jalur meridian. Orang Tiongkok kuno mengembangkan sebuah teks yang disebut Buku Klasik Penyakit Dalam Kaisar Kuning yang saat ini dianggap sebagai dasar pengobatan alternatif terapi pijat (akupunktur, akupresur, dan pengobatan herbal).

Pada tahun 2500 SM, terapi pijat tercatat sampai ke Mesir dan dijumpai dalam lukisan makam. Orang Mesir memiliki ciri khas mereka sendiri dan salah satunya dengan mengembangkan pijat refleksi, yang melibatkan pemberian tekanan pada titik atau zona tertentu di (telapak) kaki dan tangan untuk menghasilkan efek penyembuhan.

Belakangan, para biksu yang mempelajari agama Buddha di Tiongkok membawa terapi pijat ke Jepang pada tahun 1000 SM dan menerapkan metode mereka sendiri, menyebutnya “anmo”, yang kemudian dikenal sebagai Shiatsu. Teknik pijat ini dirancang untuk mengatur dan memperkuat organ dengan menyeimbangkan kembali tingkat energi melalui stimulus di titik-titik tekanan dengan harapan dapat memberikan ketahanan alami terhadap berbagai penyakit.

Pengaruh Mesir juga sampai ke Yunani dan Romawi yang menggunakan terapi pijat dengan cara berbeda. Di Yunani, antara tahun 800 dan 700 SM, para atlet menggunakan pijatan untuk mengkondisikan tubuh mereka sebelum bertanding, dan dokter sering kali menggunakan ramuan dan minyak yang dikombinasikan dengan pijatan untuk mengobati berbagai kondisi medis. Hippocrates, “Bapak Kedokteran,” mengobati cedera fisik pada abad ke-5 SM dengan teknik friksi, teknik pijat, dan merupakan orang pertama yang meresepkan kombinasi pijat, diet yang tepat, olahraga, udara segar, dan musik untuk memulihkan ketidakseimbangan kesehatan – resep manjur yang kita dengar bahkan sampai hari ini.

Galen, tabib Romawi, pada abad ke-1 SM, menggunakan terapi pijat untuk para kaisar, sejalan dengan gagasan Hippocrates dalam mengobati cedera dan penyakit. Orang Romawi yang kaya-raya melakukan pijat di kediaman mereka, namun masyarakat umum akan berbondong-bondong ke pemandian Romawi untuk perawatan “spa” dan pijat seluruh tubuh, guna merangsang sirkulasi dan mengendurkan persendian dan otot yang kaku.

Popularitas terapi pijat  di Barat menurun hingga abad ke-17, ketika penemuan baru di bidang farmakologi dan teknologi medis mengubah pengobatan modern. Namun, masih banyak dokter yang melihat dan merasakan manfaat pijat bagi kesehatan.

Di awal tahun 1800-an,seorang dokter, yang juga seorang pesenam, sekaligus guru di Swedia, bernama  Per Henrik Ling, menciptakan metode yang dikenal sebagai Penyembuhan Metode Swedia untuk membantu meredakan nyeri kronis. Senam medis serupa fungsinya seperti terapi pijat,  merupakan cikal bakal dari apa yang sekarang di kenal sebagai Pijat Swedia – sebuah gaya yang melibatkan gerakan membelai, menekan, meremas, dan memukul.

Meskipun metode Ling menggunakan pijatan dalam gerakannya, Johan George Mezger dari Belanda (abad ke-19) dipuji karena menggabungkan teknik yang digunakan hingga saat ini:
  • Effleurage, adalah gerakan meluncur yang panjang dari ekstremitas ke dalam dengan berbagai tingkat tekanan.
  • Petrissage, suatu teknik yang berirama dan termasuk gerakan menguleni, menggulung kulit, mengangkat atau mendorong-tarik.
  • Tapotement, pukulan/ketukan yang dilakukan dengan sisi tangan, tangan yang ditangkupkan, atau ujung jari yang digunakan dalam pijat Swedia.
  • Gesekan, adalah teknik yang menuntut fisik, terdiri dari gerakan dalam, melingkar atau menyilang dengan ibu jari, ujung jari, telapak tangan atau siku, dirancang untuk menembus jaringan dalam.

Awal tahun 1700-an, “Rubbers” (wanita yang dikaryakan oleh ahli bedah ortopedi untuk membantu mengatasi masalah pembedahan dengan gesekan manual) juga adalah praktisi pijat pada masa itu. Namun, di tahun 1850-an, mereka mulai menggunakan gerakan dan manipulasi, seperti yang dikembangkan oleh Ling, untuk melakukan cara yang sama. Pelatihan komprehensif mereka mencakup pemahaman tentang anatomi, fisiologi, kebersihan, patologi dan gerakan yang mereka praktikkan di rumah sakit dan klinik.

Pada akhir tahun 1800-an, julukan atau gelar “masseur” dan “masseuse” (keduanya adalah istilah terapis pijat) menjadi populer. Para praktisi ini dilatih dalam manipulasi jaringan lunak ala Mezger. Hidroterapi digunakan bersamaan dengan pijat pada saat ini dan dapat dianggap sebagai cikal bakal layanan spa saat ini, termasuk body wrap dan lulur.

Luar biasanya, pijat seluruh tubuh menjadi bagian dari “obat penenang” untuk melankolis yang dikenal sebagai neurasthenia yang populer di kalangan wanita kaya di akhir tahun 1800-an.

Permintaan akan terapis pijat dan pemijat meningkat di awal tahun 1900-an. Di tahun 1930-an, pijat Swedia telah berkembang, dan fisioterapis yang menggunakannya dalam pengobatan biasa membantu meningkatkan derajat terapi pijat menjadi bentuk pengobatan yang diakui dan terhormat.

Setelah terapi fisik dilisensikan pada tahun 1950an, di Amerika Serikat terapi pijat memiliki kategorinya sendiri. American Massage Therapy Association (AMTA) telah didirikan dan meletakkan dasar bagi praktisi pijat masa kini dengan menetapkan standar etika dan pendidikan.

Antara tahun 1970 dan 2000, terapi pijat mengalami transformasi, ketika masyarakat mulai menyadari dan memilih untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat dengan lebih memilih pendekatan yang lebih holistik dalam perawatan kesehatan, manajemen nyeri, serta pemulihan dan pemeliharaan kesehatan tubuh. Hingga saat ini, sudah banyak orang menyadari bahwa “pijat adalah obat yang manjur”.

Pijat di AS benar-benar mendapat peningkatan pada tahun 1980an karena manfaatnya bagi para atlet. Selama Olimpiade Musim Panas 1984 di Los Angeles, terapi pijat digunakan untuk para atlet. Banyak orang yang menonton TV di rumah mendapatkan pandangan pertama tentang bagaimana pijat telah digunakan. Dorongan besar lainnya terjadi pada Olimpiade Musim Panas 1996 di Atlanta. Ini adalah tahun dimana terapi pijat ditawarkan sebagai pengobatan inti untuk Tim Olimpiade AS. Sejak saat itu, pijat terus menyebar di bidang atletik dan bisnis. Perusahaan-perusahaan besar telah mempekerjakan terapis pijat untuk organisasi mereka, seperti Departemen Kehakiman AS, Boeing, Google, dan Reebok.

Di zaman modern, terapis pijat mempraktikkan banyak teknik yang semuanya berakar pada metode kuno tersebut. Dan meskipun praktiknya melibatkan hal ini, tujuan keseluruhannya tetap sama. Terapi pijat terus dimanfaatkan untuk mempertahankan keseimbangan, menyembuhkan cedera fisik dan emosional serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Secara umum, terapis menekan, menggosok, dan memanipulasi otot dan jaringan lunak tubuh luar. Mereka paling sering menggunakan tangan dan jari, namun mungkin juga menggunakan lengan bawah, siku, atau bahkan kaki.

Dalam pijat Swedia, terapis menggunakan teknik pukulan dengan jeda yang cukup panjang, menguleni, gerakan melingkar dalam,getaran, dan ketukan. Pijat olahraga mirip dengan pijat Swedia, diadaptasi secara khusus dengan kebutuhan atlet. Di antara banyak contoh lainnya adalah pijat jaringan dalam dan pijat titik pemicu (trigger point), yang berfokus pada titik pemicu nyeri myofascial—yaitu “simpul” otot nyeri saat ditekan dan dapat menyebabkan gejala di tempat lain di tubuh.

Terapis pijat bekerja di berbagai lingkungan, termasuk klinik swasta, rumah sakit, keperawatan rumah, studio, dan fasilitas olahraga & kebugaran.   Beberapa juga melakukan kunjungan  ke rumah pasien atau tempat kerja (kantor). Mereka juga berusaha mengusahakan lingkungan yang tenang dan menyejukkan untuk mendapatkan hasil terapi yang maksimal.

Terapis pijat sebelumnya akan bertanya kepada pasien baru tentang gejala, riwayat kesehatan, dan hasil yang diharapkan. Mereka juga dapat melakukan evaluasi melalui sentuhan, untuk menemukan area yang nyeri atau tegang dan menentukan seberapa besar tekanan dan lama waktu yang akan diberikan.

Biasanya, pasien berbaring di atas meja/ranjang khusus pijat, baik dengan pakaian longgar atau tanpa pakaian (ditutupi dengan selembar handuk atau kain, kecuali area yang dipijat). Terapis mungkin memanfaatkan minyak, lotion, atau krim untuk menguranginya gesekan pada kulit. Terkadang, orang dapat menerima terapi pijat sambil duduk di kursi. Sesi pijat bervariasi,  mungkin cukup singkat, tapi bisa juga berlangsung satu jam atau bahkan lebih lama.

Mengingat sejarah panjang pijat, penggunaannya dalam pengobatan Barat baru saja dimulai. Masih ada potensi besar untuk pertumbuhan terapi pijat, dan permintaan masyarakat terhadap terapi pijat selalu tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Massage Therapy Association, saat ini terdapat sekitar 300.000 terapis pijat di Amerika Serikat. Sementara di Indonesia belum memiliki data resmi. Menurut sumber berita Antara Bali, Jumat, 7 Oktober 2022 18:20 WIB, bahwa sedikitnya terdapat 10 ribu terapis SPA di Bali yang akan di sertifikasi. 













Tidak ada komentar: